Penyakit mental adalah suatu kondisi yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, berfungsi, dan berperilaku.
Ada beberapa jenis gangguan jiwa yang umumnya meliputi depresi klinis, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, demensia, skizofrenia, gangguan makan, gangguan kompulsif berlebihan, paranoia, dan masih banyak lagi.
Dua bentuk yang biasa dialami adalah hipomania dan mania.
Pengambilan Kunci
- Hipomania melibatkan suasana hati yang meningkat dan energi yang meningkat tetapi tidak terlalu memengaruhi fungsi sehari-hari.
- Mania muncul dengan gejala yang lebih intens, seperti euforia ekstrim atau lekas marah, dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari secara signifikan.
- Episode manik memerlukan rawat inap, sedangkan episode hipomanik tidak.
Hipomania vs Mania
Hypomania adalah bentuk mania yang lebih ringan yang ditandai dengan periode suasana hati yang tinggi, ekspansif, atau mudah tersinggung dan peningkatan energi atau aktivitas yang berlangsung setidaknya selama 4 hari. Mania adalah bentuk yang lebih parah dari gangguan yang sama. Ini ditandai dengan periode suasana hati yang meningkat secara abnormal dan terus-menerus, ekspansif atau mudah tersinggung, dengan peningkatan energi, aktivitas, banyak bicara, dan impulsif.

Hipomania adalah gejala gangguan bipolar. Penyakit ini muncul akibat tingkat stres yang ekstrim atau penggunaan obat-obatan atau produk alkohol yang berlebihan. Kadang-kadang juga dialami oleh kurang tidur atau insomnia.
Para pasien menghadapi kenaikan atau penurunan yang tidak normal pada tingkat energi tubuh.
Mania adalah bentuk hipomania yang parah atau berkepanjangan. Gejala mania sangat intens. Pasien mengalami tingkat energi yang tidak normal, kegelisahan, dan perubahan suasana hati dalam tubuh.
Siklus tidur terhambat, dan mereka mengalami pikiran yang berpacu dan jantung yang berdebar kencang. Beberapa pasien bahkan cenderung menyakiti diri sendiri.
Tabel perbandingan
Parameter perbandingan | Hypomania | Keranjingan |
---|---|---|
Menyebabkan | Insomnia dan penggunaan obat-obatan | Insomnia, kecanduan obat-obatan dan alkohol yang berlebihan, dan obat-obatan |
Gejala | Tingkat energi yang tidak normal, perubahan suasana hati, kegelisahan, siklus tidur yang terganggu, peningkatan hasrat seksual | Tingkat energi abnormal, gejala psikotik seperti halusinasi dan pikiran paranoid |
Kerasnya | Ringan hingga sedang (tidak memerlukan rawat inap) | Parah atau Intens (mungkin memerlukan rawat inap) |
Pengobatan | Gaya hidup sehat dengan olahraga, diet sehat dan obat-obatan | Obat-obatan (penstabil suasana hati, antipsikotik) dan psikoterapi |
Pencegahan | Dengan menghindari melewatkan makan, memastikan tidur yang nyenyak, mengikuti gaya hidup sehat, dan dengan menjaga emosi | Dengan mengurangi stres, minum obat secara teratur, dan berada di bawah pengawasan dokter |
Apa itu Hipomania?
Hipomania adalah sensasi abnormal dan terus-menerus dalam energi yang mengganggu seluruh fungsi tubuh, suasana hati, perilaku, pemikiran, dan kemampuan pemahaman.
Ini adalah gejala umum gangguan bipolar. Pasien mengalami kecemasan yang tidak biasa, lekas marah, kegembiraan, gelisah, tidak dapat fokus, kebingungan, dan kurang tidur. Gejalanya dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu.
Perilaku hipomanik tertentu termasuk berbicara tanpa henti, menghabiskan uang dengan sembrono, meningkatkan atau menuntut hasrat seksual yang tidak pantas, berdebat di tempat umum, dan tiba-tiba bangga atau harga diri.
Semua perilaku acak ini dapat digabungkan dengan perubahan suasana hati yang ekstrem.
Meskipun penyebab pasti dari Hypomania tidak diketahui, umumnya pasien memiliki riwayat pengobatan yang memiliki efek samping atau kecanduan obat yang berlebihan, konsumsi alkohol, pola tidur yang tidak teratur, dan beban stres yang tidak terkendali.
Pasien yang mengalami depresi dengan hipomania terlihat mengembangkan gangguan bipolar pada tahap selanjutnya atau jika tidak ditangani.
Gejala Hypomania tampak ringan jika dibandingkan dengan Mania, namun disarankan untuk selalu berada di bawah bimbingan dokter.
Perawatan akan mencakup pengobatan, olahraga teratur, menanamkan gaya hidup sehat, dan mempromosikan pemikiran produktif. Melacak emosi, pikiran, dan gejala sangat penting.

Apa itu Mania?
Mania adalah kondisi energi abnormal yang intens, suasana hati yang tidak terkendali, jantung dan pikiran yang berdebar kencang, halusinasi, delusi, dan pikiran paranoid.
Pasien juga mengalami depresi. Beberapa pasien bahkan dapat mencapai batas menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.
Mania bukan hanya penyakit mental, tetapi juga darurat mental, bahkan penderitanya bisa mengalami sesak napas, serangan jantung, dan pendarahan. Gejalanya berlangsung dari berminggu-minggu hingga beberapa bulan.
Beberapa karakteristik perilaku memudahkan untuk mengidentifikasi Mania, seperti siklus tidur yang sangat tidak teratur, ledakan energi yang tiba-tiba, yang pada gilirannya menghasilkan produktivitas yang berlebihan, atau bahkan tugas ganda yang ekstrem, pikiran berpacu yang menimbulkan gangguan, kekacauan batin, dan kebingungan, serta upaya untuk menyerang diri sendiri atau orang lain.
Ada beberapa penyebab Mania, seperti tumor atau cedera otak, demensia, ensefalitis, stres yang tidak terkendali, trauma atau penyalahgunaan, kurang tidur, efek samping obat, dan kecanduan obat-obatan dan alkohol yang berlebihan.
Pasien harus selalu berada di bawah bimbingan seorang profesional dan mengikuti pengobatan serta psikoterapi yang disarankan. Menerapkan gaya hidup sehat dengan diet sehat dan olahraga juga dapat membawa perubahan.
Bermeditasi untuk menenangkan pikiran itu efektif. Hindari melewatkan waktu makan dan ikuti rencana tidur yang terstruktur dengan baik untuk menjaga kewarasan.

Perbedaan Utama Antara Hipomania dan Mania
- Hypomania adalah versi ringan dari Mania, sedangkan Mania adalah kondisi penyakit mental yang intens.
- Hypomania tidak memerlukan rawat inap, sedangkan Mania bisa berakibat fatal dan mungkin memerlukan rawat inap.
- Episode Hypomania berlangsung berjam-jam, sedangkan episode Mania bisa berlangsung berminggu-minggu.
- Hypomania mungkin atau mungkin bukan gejala gangguan bipolar 2, sedangkan Mania bisa menjadi gejala gangguan bipolar 1.
- Pasien hipomania mengalami kegelisahan, perubahan suasana hati, lekas marah, dan kebingungan lainnya, sedangkan pasien Mania dapat mengalami halusinasi, delusi, atau pikiran untuk bunuh diri.
- Pasien hipomania tidak memerlukan psikoterapi dan boleh atau tidak boleh menjalani pengobatan sesuai resep dokter, sedangkan pasien Mania harus menjalani pengobatan dan psikoterapi.
